Jumat, 06 April 2012

APLIKASI PENANGANAN BUAH JERUK

Secara umum jeruk yang dihasilkan di dalam negeri mutunya masih kalah bersaing dengan jeruk impor sehingga harga jualnya juga relatif lebih rendah. Masalah mendasar dari rendahnya mutu buah jeruk pasca panen adalah memar, lewat masak saat panen, perubahan komposisi, dan pembusukan.  Penyebab utamanya adalah kegiatan panen dan penanganan pasca panennya belum memadai. Sebagai contoh, kebiasaan petani yang melakukan panen pada saat buah belum masak atau membiarkan buah melampaui masak optimal di pohon karena untuk mendapatkan harga tinggi atau karena sitem ijon.   Kondisi ini diperparah oleh minimnya penanganan pasca panen yang dilakukan oleh petani maupun pedagang buah sehingga mutu buah seperti penampilan, kesehatan, kandungan gizi sangat beragam dan cenderung kurang memuaskan konsumen. Aktivitas panen dan penanganan seperti teknik pemanenan yang kurang tepat, sortasi yang tidak baik, pengemasan dan pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan yang kurang diperhatikan serta adanya serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerusakan buah jeruk hingga sekitar 25%.  Untuk menghasilkan jeruk bermutu tinggi, alur penanganan panen hingga pemasaran yang perlu diterapkan adalah sebagai berikut :

1.    Panen             
Umur buah yang optimum untuk dipanen adalah sekitar 8 bulan dari saat bunga mekar.  Ciri-ciri buah yang siap dipanen yaitu jika dipijat tidak terlalu keras, bagian bawah  buah jika dipijat terasa lunak dan kadar gula minimal 10%. Jika panen dilakukan setelah melampaui tingkat kematangan optimum atau buah dibiarkan terlalu lama pada pohon, sari buah akan berkurang dan akan banyak energi yang dikuras dari pohon sehingga mengganggu kesehatan tanaman dan produksi musim berikutnya. Panen yang tepat adalah pada saat buah telah masak dan belum memasuki fase akhir pemasakan buah. Kerusakan mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena kerusakan tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang berakibat pada cepatnya kemunduran produk. Panen dapat dilakukan dengan tangan maupun gunting. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam panen jeruk yaitu :
1.    Jangan melakukan panen sebelum embun pagi lenyap.
2.    Tangkai buah yang terlalu panjang akan melukai buah jeruk yang lain sehingga harus di potong di sisakan sekitar 2 mm dari buah.
3.    Panen buah di pohon yang tinggi harus menggunakan tangga, agar cabang dan ranting tidak rusak.
4.    Jangan memanen buah dengan cara memanjat pohon, karena kaki kotor dapat menyebarkan penyakit pada pohon
5.    Pemanen buah dilengkapi dengan keranjang yang dilapisi karung plastik atau kantong yang dapat digantungkan pada leher.
6.    Wadah penampung buah terbuat dari bahan yang lunak, bersih, dan buah diletakkan secara perlahan.

2.    Sortasi dan pencucian       
Sortasi atau seleksi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak  untuk dipasarkan seperti busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda atau tua. Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pasar.  Setelah sortasi, buah jeruk dicuci untuk membersihkan kotoran dan pestisida yang masih menempel pada permukaan kulit buah.  Buah direndam dalam air yang dicampur deterjen atau cairan pembersih 0,5-1 %, kemudian digosok pelan-pelan menggunakan lap halus atau sikat lunak jangan sampai merusak kulit.  Selanjutnya buah dibilas dengan air bersih, dikeringkan menggunakan lap lunak dan bersih atau ditiriskan.

3.    Pemutuan
Pemutuan atau grading dilakukan setelah sortasi dan pencucian untuk mengelompokan buah berdasarkan mutu yaitu, ukuran, berat, warna, bentuk, tekstur, dan kebebasan buah dari kotoran atau bahan asing. Peranan penerintah tidak hanya terbatas pada bidang pemasaran saja. Tetapi yang paling penting ialah penetapan standarisasi buah, yang mencakup kualitas buah.

4.    Pelilinan
Beberapaa jenis buah secara alami dilapisi oleh lilin yang berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan fisik, mekanik, dan mikrobiologis. Pelapisan lilin pada buah-buahan sebenarnya adalah menggantikan dan menambah lapisan lilin alami yang terdapat pada buah yang sebagian besar hilang selama penanganan karena lapisan lilin yang menutupi pori-pori buah dapat menekan respirasi dan transpirasi sehingga daya simpan buah lebih lama dan nilai jualnya lebih baik.  Manfaat lainnya adalah meningkatkan kilau dan menutupi luka atau goresan pada permukaan kulit buah sehingga penampilannya menjadi lebih baik. Syarat lilin yang digunakan yaitu tidak mempengaruhi bau dan rasa buah, cepat kering, tidak lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin, tipis, tidak mengandung racun, harga murah dan mudah diperoleh. Syarat komoditi yang dilapisi adalah segar baru dipanen dan bersih, sehat tidak terserang hama atau penyakit, dan ketuaan cukup.

5.    Labeling dan pengemasan   
Pengemasan buah bertujuan melindungi buah dari luka, memudahkan pengelolaan penyimpanann, pengangkutan, distribusi, mempertahankan mutu, mempermudah perlakuan khusus, dan memberikan estetika yang menarik konsumen.  Kemasan dan lebel jeruk perlu di desain sebaik mungkin baik warna dan dekorasinya karena kemasan yang bagus dapat menjadi daya daya tarik bagi konsumen. Bila jeruk akan dikirim keluar kota, buah jeruk yang diangkut dengan peti akan lebih aman dari pada dengan keranjang bambu atau karung karena keranjang atau karung tidak dapat meredam goncangan selama penggangkutan.
Peti jeruk harus di paku kuat-kuat, bagian ujung dan tengah-tengahnya diikat tali kawat atau bahan pengikat kain yang kuat. Bahan peti dipilih yang ringan dan murah misalnya kayu senggon laut atau kayu pinus. Buah jeruk lebih baik jika dibungkus dengan kertas tissue kemudian peti diberi tanda diantaranya yaitu nama barang, jumlah buah setiap peti, berat peti dan jeruk, kualitas, tanda merek dagang, dan daerah atau negara asal.

6.    Penyimpanan
Penyimpanan buah jeruk bertujuan untuk memperpanjang kegunaan, menampung hasil panen yang melimpah, menyediakan buah jeruk sepanjang tahun, membantu pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan financial,  mempertahankan kualitas jeruk yang disimpan.  Prinsip dari perlakuan penyimpanan yaitu mengendalikan laju respirasi dan transpirasi, mengendalikan atau mencegah penyakit dan perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh konsumen. Penyimpanan di ruang dingin dapat mengurangi aktivitas respirasi dan metabolisme, pelunakan, kehilangan air dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas mikroba bakteri, kapang atau cendawan). Jeruk yang disimpan hendaknya bebas dari lecet kulit, memar, busuk dan kerusakan lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, suhu ruang penyimpanan dijaga agar stabil. Suhu optimum untuk penyimpanan buah jeruk adalah 5 – 10oC. Jika suhu terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan buah. Jika kelembaban rendah akan terjadi pelayuan atau pengkeriputan dan jika terlalu tinggi akan merangsang proses pembusukan, terutama apabila ada variasi suhu dalam ruangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar